Minggu, 13 September 2020

Surat untuk Tedy Febriyadi

Hai Tedy.. Aneh ya? Oke, diulang. Hai Teted.. Sekarang sudah tidak aneh, ya? 😊😊


Teted, yang sudah berhasil membuat Teteh menulis lagi di blog ini, Teteh ingin katakan sesuatu.


Tapi sebelumnya Teteh ingin bercerita seperti biasa kita curhat berdua.

Masih ingat awal mula kita bertemu? Iya, saat hari MOS pertama dan kita duduk sebangku. Kita yang cupu dan takut dengan kakak kelas hanya berani bicara bisik - bisik di sela - sela suara kakak kelas yang menggelegar. Tapi setelahnya, Teteh justru kaget begitu tahu suara Teted tidak kalah menggelegar. Hahahaha.

Ted, kenangan SMA kita mungkin tidak banyak. Teteh hanya ingat Teted sebagai penghibur dari kelas ke kelas. Jam kosong jadi penuh hiburan kalau Teted sudah 'konser' dengan tarian Jumek dan peragaan pramugari style ala Teted.

Selain itu, Teteh hanya ingat Teted sebagai 'penyambung' antara Teteh dan Bibi. Tapi biasanya Teted lebih sering mengompori kan setelah Teteh curhat? Hehehe.

Berbicara tentang Bibi, dia begitu kehilangan kamu Ted. Teteh juga. Tapi Teteh tahu, Bibi jauh lebih merasa kehilangan sosok Teted. Mengingat berapa banyak kenangan dan keterikatan yang sudah kalian miliki sejak kecil. Bibi kesal Teted tidak cerita bahwa Teted sakit. Teteh pun sama. Tapi sudahlah, kami tetap mendoakanmu. Yang penting sekarang Teted tidak sakit lagi. 😊😊

Teted, Teteh ingin cerita yang happy - happy saja ya.

Masih ingat tidak, tahun pertama merantau dan Teted berkunjung ke Jogja saat bulan puasa? Kita buka puasa di Pizza Hut lalu jalan - jalan ke tugu. Teteh masih simpan fotonya loh.

Ingat juga tidak, saat Teted ke Jogja untuk cari kuliah, Teteh cari penginapan untuk Teted yang dekat dengan kos Teteh biar kita bisa gampang ketemu? Teted jalan kaki ke kos Teteh, kita makan di burjo berdua, cari ronde sampai ke Kaliurang, karaokean sambil nangis, dan keliling Jogja naik motor. Teteh temani Teted daftar kuliah dan belajar. Waktu itu Teted bilang, "Teted harus jadi dokter,". 

Teted juga temani Teteh saat Teteh sedih, selalu bilang "Jangan nangis, Teh" lalu Teted ikut menangis. Lalu Teteh akan tertawa lagi kalau Teteh bilang, "Joget Jumek dulu" dan Teted langsung joget dengan wajah sebal. Hahahaha.

Oh iya Ted, Adik Teteh pun masih ingat momen kita jalan - jalan ke pantai berempat dengan Bibi. Ibu Teteh masih ingat Teted izin mengantongi nastar dengan tissue setelah pulang dari rumah Teteh. Mereka semua mengenang Teted sebagai sosok yang membawa kebahagiaan.

Teteh juga masih ingat Teted datang malam - malam ke kontrakan Teteh untuk jemput Teteh jalan - jalan dengan Bibi saat Teted baru dibelikan mobil. Waktu itu Teteh dan Bibi bilang "Ah Teted cuma mau pamer mobil baru". Tapi Teted hanya senyum - senyum.

Teted, maafkan Teteh dan Bibi ya. Maafkan kami yang seringkali keras ke Teted. Maafkan kami yang sering mengomeli Teted. Maafkan kami juga yang sering merepotkan Teted. Itu semua karena kami sayang Teted.

Teted, maafkan kami yang mungkin kemarin tidak menyadari dibalik keceriaan Teted banyak kesulitan yang Teted alami. Tapi Teted sudah bertahan hingga sejauh ini. Maafkan kami yang tidak dapat menghibur Teted ketika Teted butuh penghiburan pula.

Tetedku sayang, yang hingga detik ini masih menguras airmata Teteh, terimakasih atas segala kebaikan, penghiburan dan pelajaran yang sudah Teted berikan untuk kami semasa hidup hingga kini Teted sudah pergi untuk selamanya.

Meskipun kita sering sebal - sebalan, tidak mengurangi sayang Teteh ke Teted. Percakapan terakhir kita saat Teted minta didoakan untuk ujian akhir profesi, sejujurnya membuat Teteh amat sedih ketika Teteh baca lagi. Kita belum sempat jadi teman sejawat, tapi Teted sudah pergi. Sedikit lagi loh padahal. 😢

Teted, beristirahatlah dengan tenang ya. Teteh dan Bibi antarkan Teted ke rumah abadi Teted. Tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Tak ada kesedihan yang perlu ditutupi lagi. Tempat Teted kini jauh lebih baik karena Teted orang baik.

Teteh tidak akan pernah melupakan Teted. Kalau dulu tiap bertemu Teted selalu bilang "Kangen Teteh dan Bibi", sekarang kami yang akan selalu bilang "Kangen Teted".

Rasanya terlalu cepat Teted pergi meninggalkan kita semua. Kita menyayangi Teted, tapi Allah lebih sayang Teted. Sampai kita bertemu di surga ya, Ted. Kita akan bercerita lagi banyak hal yang belum sempat kita ceritakan di waktu - waktu terakhir. Kita akan bercerita dari A - Z tentang apa - apa saja yang terjadi dalam hidup kita.

Tetedku sayang, selamat jalan.. Kami mencintaimu dan mulai merindukanmu. ❤️❤️😢😢

0 komentar:

Posting Komentar

 

This Template Was Found On Elfrida Chania's Blog