Rabu, 08 November 2017

Dilarang Sakit.. Dilarang Menyerah..



Kalimat yang sering saya dengar akhir – akhir ini di lingkungan ‘lengkung AMC’ –daerah kekuasaan mahasiswa profesi tingkat akhir di AMC karena kita udah hampir ngga pernah masuk bangsal lagi– adalah “DILARANG SAKIT!” dan “DILARANG MENYERAH!”.
Berangkat pagi disaat pegawai pun belum datang (kadang jam tujuh pagi udah nangkring di lengkung) pulang sore kadang malam, dari yang wajah masih segar sampai wajah sudah kucel, lari kesana kesini mengejar dosen, revisi laporan bolak balik ke fotocopyan, menu makan tiap hari di kantin sama, plus bonus pulang kehujanan karena Jogja belakangan ini sering hujan deras dan awet, kita tetap dilarang keras untuk jatuh sakit disaat – saat seperti ini. Pemandangan ketiduran di lengkung, laptop jejeran kayak costumer service, rebutan DOPS buat minta nilai, misuh – misuh saat ditolak ujian atau diskusi lagi dengan dosen, dan heboh ketika lihat dosen yang lagi dicari tiba – tiba jalan santai di bangsal udah jadi makanan sehari – hari. Terkadang kita saling curhat sampai pengen nangis, mau lulus kok gini amat ya, tapi selaluu aja ada yang nyemangatin dengan teriak keras “Jangan nyerah sih, dikit lagi”. Atau kalau ada yang mulai bilang “Aku udah capek ni kok ngga kelar – kelar ya?” selalu aja ada yang bilang “Ngga boleh capek, ngga boleh sakit. Mau lulus kapan klo dikit – dikit capek, dikit – dikit sakit?” Saling gantian menyemangati, karena kita semua tahu kondisi kita sama. Terlebih kita semua tahu tujuan kita saat ini sama, LULUS SECEPATNYA.
Saya, sudah dua minggu lebih ini batuk ngga sembuh – sembuh. Kalau pulang kehujanan, batuknya semakin menjadi – jadi, ditambah bersin – bersin pula. Tapi kalau sudah berada di lingkungan lengkung dengan ‘teman – teman seperjuangan’ yang orangnya setiap hari itu – itu aja, jadi lupa kalau saya sakit dan seharusnya banyak istirahat. Minum obat tetap jalan, tapi revisian dan ujian diatas segala – galanya. Pulang ke kost langsung tepar, dan baru terasa lelah selelah lelahnya. Ingin tidur yang panjang, tapi setiap mau tidur kepikiran laporan lagi laporan lagi ujung – ujungnya ngga bisa tidur dan yaa begitulah setiap hari. Aturan nomor satu tetap; DILARANG SAKIT.
Kemarin saya mendengar sebuah lagu baru dari salah satu grup band favorit saya, Noah, judulnya Jalani Mimpi. Entah karena memang saya orangnya hiperbola, baperan, atau memang saya sedang dalam fase sensitif, liriknya yang sebenarnya biasa aja bisa bikin saya menangis ngga berhenti.  
Teruslah kau mencari.. Waktu akan selalu mengobati.. Temukan semua yang terhenti dalam hidupmu.. Tak perlu kau sesali.. Hidup kan membuatmu memahami.. Coba untuk tetap berdiri jalani mimpi..
Biasa aja kan? But I felt complicated. Di tengah – tengah masa berjuang seperti ini, saya ingat kembali tujuan saya disini untuk memberikan kebanggan ke orang – orang yang menyayangi saya terutama kedua orangtua saya. Sesulit apapun perjuangan saya, tentu tidak sebanding dengan perjuangan yang sudah mereka lakukan agar saya bisa tetap berdiri. At that point, down banget dan kadang ngerasa kecewa sama diri sendiri. Kenapa untuk menjalankan kewajiban yang seperti ini aja saya ngerasa berat dan sering mengeluh? Kenapa usaha saya ngga sebesar apa yang sudah orang – orang terdekat saya harapkan kepada saya? Tapi saya sadar, mau kecewa mau nangis pun kalau semua ngga dilanjutkan dan diselesaikan dengan baik ya ngga akan ada gunanya. Jadi aturan nomor dua; DILARANG MENYERAH itu memang manjur banget untuk menjaga semangat di saat seperti ini.
Sedikit lagi. Bertahan sedikit lagi. Untuk mereka; kedua orangtua, adik dan pasangan saya yang selalu berada di belakang saya mendorong saya untuk terus berjalan meraih mimpi. Sedikit lagi. Dan akan saya bayar semua yang sudah mereka berikan untuk saya selama ini. Saya tidak akan sakit dan tidak akan menyerah.

0 komentar:

Posting Komentar

 

This Template Was Found On Elfrida Chania's Blog