Katanya, menyayangi orang lain itu mudah. Ya benar. Tapi jangan samakan sayang dengan cinta dengan mudah. Cinta tak sesederhana itu. Butuh waktu. Paling tidak begitu menurutku.
Orang lain bilang cintaku begitu bodoh, tapi kubalas senyuman. Tak apa, banyak yang mereka tidak rasa. Beruntunglah mereka dengan kisah mereka. Dan aku beruntung dengan kisahku sendiri. Tidak urusan dengan yang tidak peduli, apalagi yang hanya ingin memaki.
Hidup cuma sekali bukan? Singkat pula. Jadi apa yang harus disesali? Kau hanya perlu menikmati sebelum mati. Jika setiap pilihan hidupmu selalu dihadapkan dengan apa - apa yang baik pula untuk orang lain, setidaknya ada satu hal dalam hidup yang berjalan sesuai dengan apa maumu tanpa memikirkan orang lain. Satu hal saja.
Dan bagiku satu hal itu tentang hati, cinta. Kepada siapa hati akan memilih yang pantas untuk disematkan. Terserah akan kau berikan atau tidak. Atau mungkin akan kau berikan sebagiannya saja. Karena belum tentu pula yang kau beri akan menerima dengan senang hati. Bisa jadi ia terima, lalu bawa pergi dan ditinggalkan di tempat sampah atau barang rongsokan, lalu kau punya apa jika hatimu dibawa lari?
Tentang hati tadi atau anggaplah cinta, aku sudah memilih dengan siapa akan kutandai pemiliknya. Tentu tidak hanya kuproses dalam satu dua hari. Dia bisa memilih untuk memilikinya atau kalau tak mau biar aku saja yang menjaganya. Yang penting tak hilang. Dan jika rusak masih bisa diperbaiki. Sesederhana itu sebetulnya. Dan perlu diingat, aku hanya punya satu, dan tak bisa dibagi. Jadi jangan kau tanya apa masih ada yg lain? Atau apa masih ada ruang kosong? Tentu saja tidak.
Betapapun orang lain punya penilaian, tentu penilaianku lah yang paling berarti. Maka tak ada yg bisa mengubahnya begitu saja. Kecuali Tuhan tentunya. Tapi sudah lama kuminta izin pada Tuhan, untuk biarkan begini saja. Setelah aku mati, terserah padaNya. Ya paling tidak selama aku hidup di dunia, yang katanya tak seberapa. Yang katanya sementara. Yang katanya tak kekal.
Lalu Tuhan tersenyum, kataNya apa yang tidak bisa Kuberikan padamu? Jika kau hendak begitu dan sanggup, lakukan saja. Maka Tuhan begitu baik bukan?
Setelah hari itu, maka tak ada yang bisa mengubah keputusanku. Sekali seumur hidupku. Ntah sebentar atau lama usiaku, aku sudah memilih satu untuk hidupku yang tak perlu disesali. Yang lain, ntahlah. Biarkan saja angin yang mengarahkanku kemana harus melangkah. Selama aku selalu menggenggam satu satunya yang kuyakini tadi, cinta, aku akan merasa hidupku tetap saja mudah. Meski mungkin sewajarnya rasakan sakit bertubi - tubi. Meski mungkin seharusnya hidup lebih dari ini.
Senin, 09 Juli 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar