Jumat, 10 Februari 2017

Ilalang disini sudah terlalu tinggi..

Saya berhenti. Saya sudahi. Peran saya hanya sampai disini. Dan saya undur diri.
Jika dulu berjuang bersama hingga 'akhir' berarti hingga maut memisahkan, saat ini saya tahu bahwa 'akhir' tak selalu berarti kematian. 'Akhir' berarti Tuhan tak merestui lagi kami untuk tetap bertahan. 'Akhir' berarti saat Tuhan memutuskan kami berpisah sebelum berada di ujung jalan.
Saya tak tahu apa yang sebaiknya saya rasakan. Haruskah menyesal menghabiskan waktu menjaga dan menemani untuk yang akan pergi? Atau haruskah bangga menghabiskan waktu menjaga dan menemani meski tetap ditinggal pergi?
Begitu besarnya yang Maha Memiliki, membolak balikkan hati hanya untuk menyesali dan membanggakan diri sebagai orang yang tidak berarti, berulang kali.
Kemarin, kita -yang sekarang menjadi saya dan kamu- meraba dan merangkak bersama untuk tetap berjalan di tengah kegelapan. Berusaha mencari terang dengan cahaya seadanya (jika bisa dibilang memiliki pencahayaan). Saya berjalan mengikuti kamu, membantu mengarahkan meski jalan yang saat itu kita tempuh dipenuhi ilalang dan banyak mawar berduri tajam. Indah, tapi menyebabkan luka disana sini. Tak apa, genggaman tangan adalah obat paling mujarab untuk setiap luka gores yang kita rasakan. Hingga tiba pada sebuah jalan yang cukup terang di depan, perlahan saya rasa genggaman itu melemah hingga hilang. Kamu berjalan terlalu cepat ke depan, hingga saya tertinggal di belakang. Lelah mengejar dan lihatlah kamu menggenggam tangan yang lain sekarang, tanpa pernah melihat ke belakang. Ya, saya telah terlalu jauh tertinggal. Luka di sekujur tubuh juga terlalu sakit untuk dipaksa berlari menyusul. Dan saat itulah saya putuskan untuk merelakan. 
Saya berhenti. Saya sudahi. Peran saya hanya sampai disini. Saya undur diri. Ilalang disini sudah terlalu tinggi. Sudah saatnya saya kembali ke tempat awal dimana kamu takkan pernah ingat lagi bahwa kita pernah memulai disini.
Kamu, tetaplah berlari. Dan jangan pernah kembali. Carilah jalan yang lebih terang lagi. Carilah jalan yang tak dipenuhi duri. Ilalang disini sudah terlalu tinggi. Jangan sampai terluka lagi karena harus kembali. Biarkan saja saya yang berdiri disini sendiri. Hingga ilalang menutup bayangan diri dengan menjadi begitu tinggi.

0 komentar:

Posting Komentar

 

This Template Was Found On Elfrida Chania's Blog