Senin, 24 April 2017

Hei, Waktu Kita Tak Banyak!



Haloooo. Sudah menuju penghujung April nih.
Ada yang spesial di bulan ini? Hmmmm, saya rasa tidak ada. Semua berjalan seperti rutinitas hari – hari biasa. Oh iya! Ada satu! Usia saya sekarang jadi 25 tahun. Dua puluh lima. Seperempat abad. Tidak bisa dibilang masih muda, tapi saya juga tidak terima kalau dibilang sudah tua. Hehehe.
Well, saya memaknai usia baru seperti apa ya. Yang pasti dan utama ya saya bersyukur masih bisa hidup hingga usia ini, dan dalam keadaan sehat walafiat. Saya juga masih dikelilingi orang – orang yang menyayangi saya. Oke, saya ceritakan sedikit. Ulang tahun saya kemarin dirayakan bersama Arin dan Arul (kecepetan satu hari memang), karena kebetulan saya sedang berada di Jakarta. Itu pun sebenarnya tidak disangka – sangka sih, karena niat awalnya hanya bertemu mereka untuk melepas rindu dan ngobrol biasa. Tapi ternyata begitu saya datang, sudah ada kue ulang tahun kecil lengkap dengan lilin dan kado di meja. Hanya perayaan sederhana, tapi alhamdulillah saya luar biasa bahagia.
Lainnya? Mungkin sedikit sedih karena jatah waktu saya untuk hidup berarti semakin berkurang hehe. Saya belum banyak berbuat baik, belum bisa membahagiakan orangtua, belum banyak berbagi dengan orang sekitar, jadi ketika saya sadar waktu saya semakin sempit saya cukup sedih.
Berbicara tentang waktu, mungkin kemarin – kemarin saya terlalu banyak membuang waktu secara percuma. Saya terlalu banyak menghabiskan waktu dengan menyendiri berpikir tentang hal yang tidak pernah ada habisnya. Tidak ada yang saya lakukan selain berpikir sepanjang waktu, tapi tetap saja tidak ada yang berubah. (Ya iya, saya cuma berpikir tanpa pernah berbuat sesuatu) Dan waktu terus berjalan.
Suatu hari, setelah mengobrol panjang lebar tentang Koas dan rencana – rencana setelah lulus dengan Idha, dia mengatakan, “Gih, kita sudah ngga punya banyak waktu lagi. Jadi jangan buang waktu secara percuma.” Iya, waktu itu berjalan cepat banget. Dan saya sekarang benar – benar menyadari waktu saya tidak banyak. Usia saya terus bertambah, usia orang tua saya juga terus bertambah, tapi saya hanya begitu – begitu saja. Belum ada kemajuan, belum ada yang bisa dihasilkan. Rasanya seperti jalan di tempat. Dan itu cukup membebani ternyata.
Saat ini, siapa yang bisa menjamin bahwa hidup kita masih panjang? Siapa yang bisa menjamin bahwa jodoh kita besok bukanlah kematian? Siapa yang bisa menjamin kita memiliki hari tua? Tidak ada. Seberapa banyak sisa waktu yang kita punya, tidak ada yang bisa memprediksi. Maka yang bisa kita lakukan hanya memanfaatkan waktu saat ini dengan sebaik – baiknya.
Waktu kita tidak banyak. Saya tidak pernah tahu rencana saya untuk besok atau lusa dapat terlaksana atau tidak. Saya tidak pernah tahu apakah saya masih memiliki waktu dan berkesempatan untuk membahagiakan ibu dan bapak atau tidak. Saya tidak pernah tahu cita – cita saya untuk bisa memiliki klinik gigi sendiri tercapai atau tidak. Karena saya tidak tahu apakah sisa waktu yang saya miliki masih panjang atau tidak. Dan karena itu juga saya beranggapan jika besok tidak lagi ada, maka hal terbaik yang bisa dilakukan hari ini adalah berbahagia.

0 komentar:

Posting Komentar

 

This Template Was Found On Elfrida Chania's Blog