Hai, sepertinya sudah lama ngga
cerita pengalaman ya. Jadi kali ini saya akan cerita salah satu pengalaman tak
terlupakan yang baru terjadi beberapa hari yang lalu, mumpung masih segar dalam
ingatan. Cerita ini tentang perjalanan ‘panjang’ yang kami (read: saya dan
rombongan) alami sewaktu menghadiri pernikahan salah satu kerabat di luar kota.
Perjalanan kami dipenuhi dengan ketidakberuntungan yang membuat cerita ini
menjadi salah satu moment tak terlupakan. Siapkan cemilan, tissue, dan teman
yang bisa dipukul karena kamu akan terlalu bersemangat untuk menertawakan kami.
Hehehe.
Pasangan yang akan menikah waktu
itu adalah Mas Eka dan Mba Tami. Siapa Mas Eka? Dia adalah pemilik toko buku
online tempat pasangan saya bekerja. Saya kenal Mas Eka sekitar awal tahun 2016
saat pasangan saya mulai bekerja dengan beliau. Jarak umur yang tidak terlalu
jauh dan sikapnya yang supel membuat saya cukup dekat dan menghormati beliau
layaknya adik ke kakak. Beberapa waktu yang lalu Mas Eka memutuskan untuk
meminang kekasih hatinya Mba Tami, gadis asal Kuningan Jawa Barat. Singkat
cerita, setelah merencanakan sejak beberapa waktu sebelumnya sepakatlah kami
akan menghadiri pernikahan mereka di Kuningan menggunakan mobil.
4 Januari 2018, tiba – tiba handphone
saya berbunyi menandakan sebuat pesan whatsapp masuk. Saat itu saya sedang
berada di tempat makan bersama pasangan. Info dari sebuah grup, Sabtu tgl 6
Januari pkl 15.00 dijadwalkan ujian ulangan CBT Kompre untuk saya. Mendadak
hilang nafsu makan saya. Bagaimana tidak, kami merencanakan untuk berangkat ke
Kuningan pada tgl 5 Januari malam. Akhirnya saya putuskan, lebih baik saya
tidak berangkat saja. Namun setelah obrolan dan pertimbangan panjang lebar
dengan rombongan dan Mas Eka, disepakatilah keberangkatan dibagi menjadi dua
kloter. Kloter pertama yaitu Mas Eka, Tiyo, Rijen dan Arab berangkat pada hari
Jumat (5 Januari) malam. Kloter kedua yaitu Saya, pasangan saya, Ratih, Kang
Oleh, Kang Cep dan Mas Anwar berangkat pada Sabtu (6 Januari) sore setelah saya
selesai ujian.
6 Januari 2018, pukul 16.30 saya
dengan tergesa – gesa pulang setelah ujian untuk bersiap – siap berangkat ke
Kuningan. Pukul 17.00 kami berangkat dan sepanjang perjalanan hingga makan
malam sehabis magrib semuanya masih berjalan lancar. Hingga kami harus melewati
jalanan yang ‘cukup menantang’, Mas Anwar sebagai supir cukup kewalahan
menghindari lubang – lubang dan genangan air sepanjang perjalanan. Lampu mobil
yang seperti petromaks akhirnya memaksa mobil untuk terhenti sesaat setelah Mas
Anwar tanpa sengaja mengarahkan mobil ke lubang yang cukup besar di tengah
jalan. Setelah hening untuk beberapa saat perjalanan dilanjutkan dengan kondisi
stir mobil yang ‘menurut pengakuan supir’ agak rewel setelah menabrak lubang.
Waktu menunjukkan pukul setengah 11 malam ketika kami berhenti di sebuah
bengkel di daerah Gombong. Setelah menunggu sekitar satu setengah jam untuk
memperbaiki mobil, perjalanan kami lanjutkan dengan supir diganti pasangan saya
dan stir mobil yang sudah lebih mendingan dari sebelumnya (walaupun belum
sepenuhnya pulih). Pukul setengah 5 pagi kami memutuskan untuk berhenti
sebentar di mesjid untuk sholat subuh dan istirahat. Namun musibah datang lagi.
Saat menepikan mobil di mesjid di Ciamis, stir blong yang artinya mobil tidak
bisa dikendarai. Kelelahan dan kelaparan menghampiri. Sedikit panik juga
mengingat akad nikah Mas Eka tinggal hitungan jam dan kita masih belum sampai
Kuningan. Beruntungnya ada seorang warga yang berniat membantu kita mencarikan
bengkel atau montir di subuh hari menuju pagi itu. Namanya Bapak Fendi, warga
asli Ciamis. Beliau bahkan menawarkan kami untuk beristirahat sejenak di
rumahnya sembari beliau dan pasangan saya mencari jalan keluar. Setelah
berkeliling mencari bengkel dan montir, kami juga berupaya mencari rental mobil
di daerah Ciamis (yang sayangnya tidak ada yang kosong), akhirnya kami diantar
oleh kakak ipar Bapak Fendi menuju pasar Ciamis untuk naik bus menuju Cirebon
dan mobil ditinggal di halaman mesjid tempat kami berhenti tadi. Sesampai di
pasar, setelah menunggu beberapa waktu dan membuat kesepakatan dengan supir bus
untuk mengantarkan kami ke Kuningan, akhirnya kami naik bus yang berbau solar, berbunyi
berisik dan setiap jalan berkelok kami harus merasakan goyangan seperti saat
sedang bermain bombom-car, dan membuat mabuk darat. Keapesan kami berlanjut
ketika kami diturunkan di pasar dan dioper ke bus lain menuju Kuningan. Padahal
kesepakatan sebelumnya dengan supir, kami akan diantarkan langsung ke Kuningan.
Jam menunjukkan pukul setengah 8 pagi saat kami terpaksa pindah bus dan meminta
supir untuk segera mengantarkan kami karena waktu yang sudah semakin mendesak.
Tapi kesepakatan hanya tinggal kesepakatan, supir masih saja terus terusan
berhenti menarik penumpang meskipun kami sudah protes ingin segera diantarkan
dan terburu – buru. Pukul 9 pagi kami tiba di hotel saat rombongan lain di
kloter sebelumnya sudah berada di gedung pernikahan bersiap – siap untuk akad
nikah. Apes tak hanya sampai disitu, karena ketika terburu – buru untuk mandi,
air di kamar mandi hotel mati.
Kami baru bisa sampai di gedung
acara dengan naik angkot pukul setengah sebelas siang dan melewati momen
istimewa akad nikah, dikarenakan berbagai keapesan bertubi – tubi sepanjang
perjalanan. Saat kami tiba, pasangan pengantin sudah SAH dan tersenyum bahagia di
pelaminan. Senyum sumringah Mas Eka dan Mba Tami membuat kami pada akhirnya
hanya menertawakan berbagai kesialan kami untuk bisa sampai ke Kuningan ini. Pengantin
bahagia, kami pun ikut bahagia mengikuti acara.
Kekesalan dan kelelahan sepanjang
perjalanan terasa hilang saat berkumpul bersama sore harinya di hotel tempat
kami menginap (Oh ya, akhirnya kami pindah hotel karena air di hotel pertama
yang mati tadi). Tentu saja obrolan yang dibahas hanya seputar bagaimana serunya
perjalanan yang kami tempuh sekitar 16 jam dari Jogja – Kuningan. Pengalaman
pertama ke Kuningan yang membuat cerita ini tentu akan tetap seru untuk
diceritakan lagi bahkan ketika nanti pasangan pengantin baru ini sudah
mempunyai cucu.
| Dan akhirnya bisa ketawa lepas sama pengantin. 😄💕 |

0 komentar:
Posting Komentar