Long time no poooost. Udah berapa
bulan ya ngga nge-blog. Kemarin, -lebih tepatnya dari akhir tahun kemarin- saya
fokus nyelesain sekolah (Koas). Bisa dilihat dari tough life nya Koas di salah
satu tulisan di blog saya beberapa waktu yang lalu. Iya, dari Desember sudah
ngga Koas lagi alias ngga ngerjain pasien lagi dan hanya persiapan ujian akhir
yang ada beberapa tahap. Nanti akan saya ceritakan sedikit tahapannya ya,
walaupun buat pembaca mungkin ngga penting hehehe.
Alhamdulillaaaah, setelah
beberapa waktu vakum dari dunia per-blog-an (oke maaf, rada alay) akhirnya
sekarang bisa ngatur waktu free buat nulis di sela – sela waktu ngga kerja. And
finally, kerja juga sekarang. Ngga jadi mahasiswa lagi. Bisa beli keperluan
pake uang gaji, one of my important points. Karena jujur yaa, selama ini
rasanya kayak beban banget beli ini itu yang dimau tapi masih pake uang
orangtua. Walaupun ngga selalu, dan kadang nabung atau nyari uang sendiri
dengan jualan ini itu, pokoknya gimana caranya biar minta uang ke orangtua itu
dijadikan pilihan terakhir. Tapi berbeda rasanya ketika saya beli keperluan
atau memenuhi kebutuhan pake uang hasil keringat sendiri.
Oke, perjalanan saya beberapa
bulan terakhir ini akan saya ceritakan dari sini....
Awal bulan Desember sudah mulai
dibuka verifikasi ujian akhir untuk mahasiswa profesi KG. Untuk bisa ikut ujian
akhir kita harus verifikasi berkas yang antara lain seluruh laporan kasus,
nilai – nilai ujian harian, nilai – nilai diskusi, dan catatan follow up
seluruh requirement pasien selama koas. Lengkap. Seluruh modul. Jadi, tiap hari
kerjaannya ya kudu nyelesain keperluan dan pritilan buat verifikasi tutup modul
akhir. Setelah selesai verifikasi, barulah diumumkan nama – nama mahasiswa yang
bisa ikut ujian Komprehensif yang diadakan oleh Fakultas masing – masing
universitas. Ujian komprehensif ini adalah ujian awal menuju ujian nasional
yang diadakan Kementerian. Untuk ujian komprehensif, pada angkatan kelulusan
saya diadakan sistem baru yaitu dengan mempresentasikan dua kasus terpilih dari
pasien Komprehensif selama Koas. Ngga bisa dibilang mudah, walaupun di sistem
baru kita ngga perlu lagi cari pasien cabut atau tambal untuk ujian, karena
dengan sistem baru kasusnya jadi lebih luas tergantung dosen mau pilih kasus
mana yang mereka anggap “menarik dan menantang”. Singkat cerita (langsung aja
ya biar ngga kepanjangan), saya lulus ujian Komprehensif tahap awal dan bersiap
menuju ujian yang sebenarnya. Hahaha.
| Gini nih suasana ujian Komprehensifnya.. |
Ujian Kompetensi Nasional
(UKMP2DG) diadakan pada akhir Januari. Sehingga dalam waktu kurang dari satu
bulan tersebut, kami yang berhasil lolos untuk ujian kompetensi diwajibkan
mengikuti mentoring dan persiapan dari dosen setiap hari. Berasa throwback SMA
banget ikut jam tambahan sebelum UN. Dari pagi jam 8 sudah mentoring nonstop
sampai jam 4 sore, kadang sampai magrib juga, trus dilanjutin belajar bareng
bahas contoh – contoh soal sama temen – temen sampai jam 10-11 malam, pulang ke
kos masih baca – baca materi lagi sebelum tidur. Begitu terus setiap hari
selama hampir satu bulan. Badan udah kayak zombie asa melayang gitu, tapi tetep
dipaksain ngga boleh jatuh sakit sampai paling ngga selesai ujian kompetensi.
Ujian diadakan selama dua hari, yaitu hari pertama ujian teori berbasis
komputer (CBT) , dan hari kedua ujian OSCE (praktek atau simulasi tindakan).
Sehari sebelum hari H ujian OSCE atau ujian hari terakhir, tidur cuma paling
setengah jam. Semalaman bener – bener melek buat pelajarin materi yang seabrek
– abrek, lalu berlanjut ujian pada pagi harinya jam 8. Sehingga selesai ujian
baru tepar, tidur di ruang isolasi ujian sampai ngga sadar waktu. Hahaha.
Lumayan lah bisa istirahat sembari menunggu giliran kloter yang lain selesai
ujian, karena kita ngga dibolehkan pulang sebelum semua peserta selesai ujian.
Dan peserta ujian dibagi men jadi 3 kloter, masing – masing kloter punya waktu
120 menit.
| Belajar sambil didoain dan diceramahin ala LQ, ujung - ujungnya nangis 😢 |
Fyi, OSCE adalah ujian paling menyeramkan untuk kami, gimana ngga? Pada ujian OSCE kita (masing – masing peserta ujian) akan berhadapan dengan penguji satu orang dengan jarak yang hanya dibatasi meja penguji, harus menjelaskan diagnosa dan mensimulasikan tahapan – tahapan pekerjaan dengan kasus yang kita ketahui saat itu juga hanya dalam waktu 10 menit secara sempurna. Ya, sempurna. Karena para penguji sudah memiliki kunci jawaban sendiri untuk dicocokkan dengan jawaban kita. Kalau diagnosa yang kita jelaskan salah dan tahapan perawatan berbeda atau tidak sesuai urutan dengan kunci jawaban, habislah kita dengan nilai NOL. Dan lagi kita harus melewati 10 stase dalam ujian OSCE, artinya ada 10 kasus berbeda yang harus dijelaskan setiap 10 menit sekali. Could you imagine? 120 menit (10 stase ujian dan 2 stase selama masing – masing 10 menit adalah stase istirahat) di dalam ruang ujian hanya dengan penguji yang hanya mendengarkan jawaban kita dan tidak boleh bersuara, adalah 120 menit yang berasa 120 jam!
| Ini ujian CBT hari pertama UKMP2DG |
![]() |
| Dan ketegangan saat OSCE keliatan banget dr CCTV. Hayo tebak saya yang mana? hahaha. |
Pengumuman ujian kompetensi baru
diketahui pada pertengahan bulan Februari atau kurang lebih 2-3 minggu setelah
ujian diadakan dan diumumkan secara serempak seluruh Indonesia. Bayangin dong
ngga bisa tidurnya nungguin pengumuman. Oh ya, peserta ujian yang tidak lulus
harus mengulang ujian pada gelombang berikutnya yaitu tiga bulan yang akan
datang, karena ujian kompetensi diadakan setiap tiga bulan sekali. Jadi ngga
ada yang namanya remed. Dan itu semakin bikin ngga bisa tidur. Tapiii,
alhamdulillah sekali saat hari pengumuman nama saya dinyatakan LULUS.
Setelah pengumuman lulus, saya
disibukkan dengan persiapan yudisium dan sumpah profesi. Ah akhirnya, bisa
disumpah juga. Setiap kali lihat temen sumpah selalu bertanya di dalam hati,
kapan ya aku bisa sumpah juga? Tapi ternyata Allah SWT baik sekali, beliau
menjawab semua doa pada waktu yang tepat. Menuju hari sumpah, pusingnyaaa
MasyaAllah. Semua persiapan sumpah kita sendiri yang atur dengan waktu yang
singkat, ngga sampai satu bulan. Mulai dari booking gedung, katering, dokumentasi,
nyiapin kostum, dekor, undangan, souvenir sampai menghubungi pengisi acara.
Udah kayak mau nikahan aja. Besok – besok kayaknya bisa bikin EO/WO sendiri
deh. Setiap hari bolak – balik ketemu dan ngubungin vendor, memastikan yang
mereka siapkan sesuai dengan yang kita inginkan. Di samping itu kita juga masih
harus menyelipkan waktu untuk mengurus keperluan yudisium profesi yang hanya
berjarak ngga sampai 2 minggu dari hari sumpah dokternya.
Daaaan hari sumpah pun tiba, 7
Maret 2018. Didampingi kedua orangtua dan orang – orang terdekat kami tentunya,
kami bisa mengucapkan sumpah profesi dokter gigi. Terharunyaaa luar biasa,
sampai meneteskan airmata. Sangat khidmat dan sakral. Bukan main, tujuh tahun
lebih berjuang di bidang yang saya pilih ini, melewati segala suka duka
terbayar dengan bahagia luar biasa ketika bisa bersumpah untuk mengemban amanah
baru di hadapan dosen dan orang – orang tercinta. Moment yang tidak terlupakan
seumur hidup!!
![]() |
| Deg degan parah sih ini.. |
Dan inilah moment moment yang terekam bersama mereka yang saya cintai....
And here, I am.






0 komentar:
Posting Komentar