Kali ini saya ingin bercerita
sedikit tentang pengalaman saya menonton film. Mmm.. saya hobi menonton film,
tapi bukan di bioskop. Hahaha. Saya hanya hobi menonton film di laptop malam
hari sebelum tidur. Bukan tanpa alasan. Yang pertama, di daerah saya dulu belum
ada bioskop. Jadi kita memang dari masih remaja ngga pernah update film ke
bioskop seperti umumnya remaja di kota besar. Yang kedua, karena dari awal saya
memang sudah jarang menonton film ke bioskop, begitu merantau di kota besar pun
saya ngga begitu tertarik menghabiskan uang untuk membeli tiket bioskop dan
snack untuk teman nonton. Yang ketiga, kebetulan pasangan saya (saat itu) juga
bukan orang yang suka menonton ke bioskop. Jadi kita ngga pernah punya agenda
pacaran ke bioskop.
Oke, itu tadi hanya intermezzo.
Kembali ke point awal bahwa saya ingin menceritakan tentang pengalaman saya
menonton film. Ada Apa Dengan Cinta? 2 (AADC2). Ah basi. Mungkin sebagian orang
akan berpendapat seperti itu. Filmnya sudah lewat satu tahun tayang baru akan
dibahas. It’s okay. Setiap orang punya kebebasan berpendapat. Saya juga.
Malam tadi saya menonton AADC2
untuk yang kesekian kalinya. Well, AADC merupakan salah satu film Indonesia
favorit saya (mungkin juga favorit semua orang). Kisah Cinta dan Rangga yang
membuat naik turun emosi dan persahabatan antara Cinta dan teman – temannya yang
begitu dekat dengan kehidupan sehari – hari, saya rasa menjadi daya tarik
tersendiri sehingga ketika film ini dibuat sekuel keduanya banyak yang
menantikan kelanjutan kisah para tokoh utama. Tidak terkecuali saya.
Harus saya akui, AADC2 sebenarnya
tidak berakhir sesuai dengan ekspektasi saya. Berkaca dari film AADC1, saya
kira di AADC2 ceritanya akan lebih menaik turunkan emosi. Tapi, saya berikan
dua jempol untuk akting para pemainnya yang wahh, Saya pengagum anda Dian
Sastro dan Nicholas Saputra!! Pada AADC2, Rangga dan Cinta dipertemukan lagi
dengan membangkitkan emosi lama ketika masih bersama. Meski kondisinya saat itu
Cinta sudah akan menikah. Dan film ini berakhir dengan pilihan Cinta yang kembali
jatuh ke hati Rangga lalu meninggalkan calon suaminya. Tentu saja sebagai
penggemar pasangan Cinta-Rangga saya ingin mereka bisa bersatu kembali. Dan
usaha penulis cerita untuk menuruti harapan para penggemar Cinta-Rangga tetap
harus dihargai. Namun dengan alur cerita tersebut saya rasa bersatunya
Cinta-Rangga terkesan menjadi cerita yang agak dipaksakan. Tapi gapapa lah, semua bisa ditoleransikan selama Cinta dan Rangga bisa bersatu kembali, hehehe.
Oh iya, satu hal. Film ini tetap
membuat saya baper (lebih baper dari AADC1 malah), karena lokasi syutingnya di
Jogjaaaa. You know? Jogja means “rumah kedua” saya setelah Bangka. How baper I am. Setiap sudut Jogja di film
ini membuat saya berkhayal sambil senyum – senyum sendiri; “ini saya dan teman –
teman saya”, “aaah ini nih besok kita bisa pacaran ala Cinta-Rangga” atau “Iiiih
Rangga tau aja tempat romantis, mau ikut – ikutan kita aja pacaran kesana” (fix,
lebai!). Tapi ya gitu lah Gigih, kadang suka ngga sadar umur kalau nonton film
romantis begini. Dannn, baper nonton kali ini sedikit beda dari baper sebelum –
sebelumnya yang seperti cabe – cabean di atas.
| Friendship goals terbaper |
Berhubung suasana hati memang
sedang galau dan patah hati, menonton AADC2 memberikan semangat tersendiri
untuk saya bahwa jodoh itu sudah diatur Allah SWT. Manusia boleh saja
berencana, tapi sebaik – baiknya rencana manusia tetap saja yang terbaik adalah
rencana Allah SWT. Seperti Cinta dan Rangga yang sudah terpisah 9 tahun lamanya
tanpa komunikasi sama sekali, tentu saja atas izin Allah SWT mereka dipertemukan
dan dipersatukan lagi. Mungkin orang lain akan bilang, “Ah, namanya juga film.
Apa saja bisa terjadi di film. Jangan terlalu diambil hati.” Iya, justru karena
hanya sebuah film. Kalau pada sebuah film saja skenario seperti itu bisa dibuat
menjadi mungkin, apalagi skenario yang dibuat oleh Allah SWT. Dan saya percaya
skenario dari Allah SWT jauh lebih indah daripada skenario yang dibuat manusia
di film – film romantis.
![]() |
| Jodoh itu rahasia Allah SWT ternyata |
Dunia ini kecil, Indonesia
apalagi. Yang besar hanya Allah SWT. Jika jarak Jakarta – NewYork saja terlihat
begitu dekat dalam sebuah film, apalagi jarak yang hanya beberapa kilometer
saja di mata Allah SWT? Semua serba mungkin jika Allah SWT sudah turun tangan. Maka
jangan takut Allah SWT tidak mempertemukan dengan jodohmu di dunia yang begitu
kecil ini.
Ahhh, nikmatnya menonton film
dapet hikmah seperti ini. Biasanya setelah nonton film romantis langsung galau
tiada henti. Semoga seterusnya dalam hal apapun saya selalu bisa melihat sisi
positif lebih banyak daripada sisi negatifnya. Semoga.


0 komentar:
Posting Komentar