Seseorang berkata..
Aku hanya diberikan Tuhan satu hati, dan saat ini sudah tersakiti dan dibuat hancur oleh seseorang.
Lalu aku meminta Tuhan memberikanku satu hati lagi, saat satu hatiku tersakiti aku masih punya hati kedua. Hati kedua akan kuberikan untuk dia yang telah menyakitiku.
Ketika hati keduaku disakiti lagi olehnya, aku meminta Tuhan memberikanku satu hati lagi. Hati ketiga tetap kuberikan untuk dia lagi.
Jika hati ketiga ku disakiti, aku meminta Tuhan memberikanku satu hati lagi, karena hati keempat akan kuberikan lagi untuk dia.
Ya begitu seterusnya, aku akan meminta hati kelima, keenam, ketujuh dan seterusnya. Yang kulakukan juga tetap sama, memberikan dia hatiku lagi dan lagi. Mengumpulkan setiap kepingan hati yang telah rusak dan hancur sebelumnya. Tak peduli bagaimana rasa sakitnya.
Akan begitu seterusnya, sampai Tuhan bosan memberikanku hati baru dan sampai dia juga bosan menyakiti atau menghancurkan hatiku.
Aku takkan bergeming, takkan berubah.
Selasa, 01 Juli 2014
Minggu, 29 Juni 2014
Tentang Datang dan Pergi
Hujan Sekelebat.
Sore itu, di penghujung bulan saat musim kemarau. Tanah di taman tampak gersang, kering. Tanaman mulai memudar. Terik matahari seakan mendukung taman terlihat seperti kota mati, tak tersentuh siapapun.
Lalu, tanpa kode apapun dari alam tiba - tiba hujan turun. Tidak begitu deras, tidak pula hanya gerimis. Hanya cukup untuk membasahi taman. Satu per satu bunga mulai basah, tanah mengeluarkan bau khasnya ketika disentuh hujan. Namun, tak begitu lama hujan berhenti. Matahari kembali tersenyum senang karena dia datang kembali. Tak tampak pelangi, entah kenapa hujan tersebut ternyata belum mampu membentuk pelangi.
Kering, taman kembali kering. Terik, membuat siapapun yang ingin berkunjung jadi tak tertarik.
Hujan hanya datang sekelebat.
**
Ayah Pulang.
"Elia, Ayah pulanggg"
"Ayaaaaaah. Akhirnya Ayah pulang juga. Elia udah kangen sama Ayah."
"Iya sayang, maaf ya Ayah banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Makanya baru bisa pulang sekarang."
"Gapapa Yah, yang penting Ayah pulang. Ayah ga akan pergi - pergi lagi kan?"
"Maaf Elia, Ayah hanya pulang sebentar. Setelah ini Ayah harus pergi lagi."
... hanya dijawab dengan airmata ...
**
Mencari Sinyal.
Lulu berlari kecil ke halaman depan rumah dan berdiri di atas sebuah batu besar. Sambil memegang hp, diangkatnya tangan tinggi seperti sedang menggapai sesuatu. Aisyah yang dari tadi memperhatikan cukup merasa keheranan. Tidak biasanya Lulu seperti itu. Aisyah lalu menghampiri Lulu.
"Kenapa sih Lu?"
"Nyari sinyal." Dijawab singkat oleh Lulu. Kembali dia menggapai gapai mencari sinyal hp dengan mata tak berkedip memandangi layar hp.
Tiba - tiba mata Lulu berbinar ketika dilihatnya muncul dua garis pada lambang sinyal di hp nya. Dengan segera dia menelpon seseorang. Koneksi tersambung, seseorang mengangkat panggilan di ujung telfon.
"Halo" suara seseorang di seberang. Lalu tiba tiba koneksi terputus. Belum sempat dijawab lagi. Sinyal hilang lagi.
Lulu terduduk lemas.
"Tunggu saja terus Lu, siapa tahu nanti sinyalnya datang lagi. Hihihi" goda Aisyah lalu pergi meninggalkan Lulu.
**
Sore itu, di penghujung bulan saat musim kemarau. Tanah di taman tampak gersang, kering. Tanaman mulai memudar. Terik matahari seakan mendukung taman terlihat seperti kota mati, tak tersentuh siapapun.
Lalu, tanpa kode apapun dari alam tiba - tiba hujan turun. Tidak begitu deras, tidak pula hanya gerimis. Hanya cukup untuk membasahi taman. Satu per satu bunga mulai basah, tanah mengeluarkan bau khasnya ketika disentuh hujan. Namun, tak begitu lama hujan berhenti. Matahari kembali tersenyum senang karena dia datang kembali. Tak tampak pelangi, entah kenapa hujan tersebut ternyata belum mampu membentuk pelangi.
Kering, taman kembali kering. Terik, membuat siapapun yang ingin berkunjung jadi tak tertarik.
Hujan hanya datang sekelebat.
**
Ayah Pulang.
"Elia, Ayah pulanggg"
"Ayaaaaaah. Akhirnya Ayah pulang juga. Elia udah kangen sama Ayah."
"Iya sayang, maaf ya Ayah banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Makanya baru bisa pulang sekarang."
"Gapapa Yah, yang penting Ayah pulang. Ayah ga akan pergi - pergi lagi kan?"
"Maaf Elia, Ayah hanya pulang sebentar. Setelah ini Ayah harus pergi lagi."
... hanya dijawab dengan airmata ...
**
Mencari Sinyal.
Lulu berlari kecil ke halaman depan rumah dan berdiri di atas sebuah batu besar. Sambil memegang hp, diangkatnya tangan tinggi seperti sedang menggapai sesuatu. Aisyah yang dari tadi memperhatikan cukup merasa keheranan. Tidak biasanya Lulu seperti itu. Aisyah lalu menghampiri Lulu.
"Kenapa sih Lu?"
"Nyari sinyal." Dijawab singkat oleh Lulu. Kembali dia menggapai gapai mencari sinyal hp dengan mata tak berkedip memandangi layar hp.
Tiba - tiba mata Lulu berbinar ketika dilihatnya muncul dua garis pada lambang sinyal di hp nya. Dengan segera dia menelpon seseorang. Koneksi tersambung, seseorang mengangkat panggilan di ujung telfon.
"Halo" suara seseorang di seberang. Lalu tiba tiba koneksi terputus. Belum sempat dijawab lagi. Sinyal hilang lagi.
Lulu terduduk lemas.
"Tunggu saja terus Lu, siapa tahu nanti sinyalnya datang lagi. Hihihi" goda Aisyah lalu pergi meninggalkan Lulu.
**
Jumat, 20 Juni 2014
Prom Night Dentistry UMY
14 Juni 2014
18.30 wib
Ballrom Grand Aston Hotel Yogyakarta.
Ini pesta kita. Bukan pesta perpisahan layaknya anak kelas 3 SMA yang baru saja lulus ujian nasional. Tapi ini pesta perayaan tentang bagaimana hubungan persahabatan dan kekeluargaan itu terjalin setelah empat tahun terakhir ini bersama hampir setiap hari.
Bersyukur, esensinya hanya untuk bersyukur karena kita telah berjalan sejauh ini kawan. Merangkai dunia yang baru saat kita dengan latar belakang masing - masing bertemu empat tahun lalu. Apapun alasan yang ada di baliknya, yang kita ketahui hanya lah tujuan yang ada di depan kita. Kita adalah orang - orang dengan cita dan tujuan yang sama. Dan saat ini tujuan itu (mungkin) sedikit lagi kita capai.
Gaun cantik dan mewah, jas gagah dan mahal, semua beradu saling mencuri perhatian. Tak apa kawan, karena mencuri perhatian orang - orang hebat itu sebuah kewajaran. Dan disinilah tempat berkumpul orang - orĂ ng hebat.
Hari ini, boleh jadi merupakan salah satu hari tak terlupakan untuk kita semua. 100 orang untuk satu malam berkumpul meninggalkan segala keluh kesah di belakang. Mengukir kenangan indah bersama atas nama 'keluarga'.
Ya, kita keluarga. Keluarga Kedokteran Gigi UMY 2010. Karena itu,, Ingatlah Hari Ini, Kawan. Kita Untuk Selamanya.
18.30 wib
Ballrom Grand Aston Hotel Yogyakarta.
Ini pesta kita. Bukan pesta perpisahan layaknya anak kelas 3 SMA yang baru saja lulus ujian nasional. Tapi ini pesta perayaan tentang bagaimana hubungan persahabatan dan kekeluargaan itu terjalin setelah empat tahun terakhir ini bersama hampir setiap hari.
Bersyukur, esensinya hanya untuk bersyukur karena kita telah berjalan sejauh ini kawan. Merangkai dunia yang baru saat kita dengan latar belakang masing - masing bertemu empat tahun lalu. Apapun alasan yang ada di baliknya, yang kita ketahui hanya lah tujuan yang ada di depan kita. Kita adalah orang - orang dengan cita dan tujuan yang sama. Dan saat ini tujuan itu (mungkin) sedikit lagi kita capai.
Gaun cantik dan mewah, jas gagah dan mahal, semua beradu saling mencuri perhatian. Tak apa kawan, karena mencuri perhatian orang - orang hebat itu sebuah kewajaran. Dan disinilah tempat berkumpul orang - orĂ ng hebat.
Hari ini, boleh jadi merupakan salah satu hari tak terlupakan untuk kita semua. 100 orang untuk satu malam berkumpul meninggalkan segala keluh kesah di belakang. Mengukir kenangan indah bersama atas nama 'keluarga'.
Ya, kita keluarga. Keluarga Kedokteran Gigi UMY 2010. Karena itu,, Ingatlah Hari Ini, Kawan. Kita Untuk Selamanya.
They are my princesses (ki-ka: Fika, me, Idha, Sisil, Damel)
(ki-ka: Bagus, Idha, me, Dian, Dimas)
Gank Skills Lab ceria haha hihi
(ki-ka: Ria, mba Ami, Nada, Mamet, Vera, me, Mitha)
Everybody was happy!
(ki-ka: Mamet, Mamad, Vera, Nada, me, Mitha)
(ki-ka: Cynthia, Dian, Poppy, me, Idha)
Ini sedikit cuplikan keseruan dan kebersamaan yang kita buat kawan :)
Lokasi:
Bantul, Yogyakarta, Indonesia
Senin, 12 Mei 2014
I love this poem..
Tadi sore di sebuah toko buku yang berada pada salah satu mall terbesar di Jogjakarta, sembari menunggu seorang teman saya iseng melihat - lihat rak yang tertera tulisan 'novel indonesia'. Mata saya tertuju pada salah satu novel berjudul 'Jika Hujan Permah Bertanya'. Pada tumpukan kedua novel tersebut saya menemukan buku dengan judul yang sama tetapi dengan kondisi sudah tidak diplastik lagi. Dengan bebas saya bisa sedikit menelusuri bagian dalam buku tersebut. Pada halaman awal saya menemukan sebuah puisi yang menurut saya cukup indah dan mampu menyentuh saya dengan keadaan hati yang sedang saya rasakan saat ini.
Inilah kata yang mampu menari di pikiran saya sore tadi. Untuk mas Robin Wijaya yang telah mampu menulis beberapa kalimat indah tersebut saya ucapkan teimakasih.
Pulanglah malam ini, jika tak ada rumah untuk kembali.
Ke hatiku saja.
Bernyanyilah untukku saat ini, jika tak ada suara sekalipun.
Aku mendengarmu.
Duduklah disini, jika kau lelah dan payah.
Disampingku saja.
Kau boleh menangis seperti apapun yang kau mau, jika kau sedih.
Aku memelukmu.
Tertawalah, saat kau bahagia atas kemenanganmu.
Aku akan melompat senang, bersamamu.
Taruh lenganmu di pundakku, mungkin tak ada orang yang mau menopangmu.
Tapi tidak denganku. Aku mau.
Katakan. Katakan saja apa gundahmu.
Ceritakan. Ceritakan setiap apa yang kau simpan di hatimu.
Aku tak akan mengeluh.
Aku belum merasa lelah.
Aku belum mau meninggalkanmu.
Karena hanya aku, yang paling setia.
Tinggalah disini lebih lama lagi.
Bersamaku saja.
Berbagi kesetiaan.
Inilah kata yang mampu menari di pikiran saya sore tadi. Untuk mas Robin Wijaya yang telah mampu menulis beberapa kalimat indah tersebut saya ucapkan teimakasih.
Pulanglah malam ini, jika tak ada rumah untuk kembali.
Ke hatiku saja.
Bernyanyilah untukku saat ini, jika tak ada suara sekalipun.
Aku mendengarmu.
Duduklah disini, jika kau lelah dan payah.
Disampingku saja.
Kau boleh menangis seperti apapun yang kau mau, jika kau sedih.
Aku memelukmu.
Tertawalah, saat kau bahagia atas kemenanganmu.
Aku akan melompat senang, bersamamu.
Taruh lenganmu di pundakku, mungkin tak ada orang yang mau menopangmu.
Tapi tidak denganku. Aku mau.
Katakan. Katakan saja apa gundahmu.
Ceritakan. Ceritakan setiap apa yang kau simpan di hatimu.
Aku tak akan mengeluh.
Aku belum merasa lelah.
Aku belum mau meninggalkanmu.
Karena hanya aku, yang paling setia.
Tinggalah disini lebih lama lagi.
Bersamaku saja.
Berbagi kesetiaan.
Kamis, 01 Mei 2014
hai kalian bunga di taman
aku ingin bertanya.
sering kuamati banyak kumbang menghisap sarimu
lalu pergi..
mungkin kembali, mungkin juga mencari bunga lain
hai kalian bunga di taman
ini musim kemarau
kalian mulai kering tak disiram hujan
tapi banyak kumbang masih terus mencari kalian
agar mereka bisa bertahan
sementara kalian?
sebentar lagi mulai tak indah
bahkan sebentar lagi mati
hai kalian bunga di taman
kenapa tak pikirkan kalian sendiri?
kenapa biarkan kumbang menghisap sari kalian?
kenapa tak meminta Tuhan menurunkan hujan?
kenapa tak meminta Tuhan menghentikan kemarau?
kenapa tetap diam saja?
hai kalian bunga di taman
ajarkan aku seperti kalian
memberi tanpa berharap diberi
membahagiakan tanpa berharap dibahagiakan
aku ingin seperti kalian
tetap indah sampai akhir
dengan atau tanpa kumbang
dengan atau tanpa hujan
Jumat, 25 April 2014
16 April untuk kita..
16 April 22 tahun yang lalu, seorang wanita berjuang hidup dan mati untuk membantu sebuah nyawa lahir ke dunia ini. 16 April 22 tahun yang lalu, seorang lelaki menangis terharu saat untuk pertama kali mengadzankan di telinga seorang bayi kecil. 16 April 22 tahun yang lalu, sepasang suami istri tak lagi hanya sepasang suami istri, tetapi menjadi orangtua. 16 April 22 tahun yang lalu, saya menyeruak dengan tangisan kecil mencoba memberi kebahagian di tengah - tengah keluarga kecil nan sederhana itu.
Ahh, saya tak ingat lagi bagaimana moment itu terjadi. Saya bahkan tak tahu bagaimana moment itu terjadi. Yang saya tahu moment itu masih membekas dan berharga untuk lelaki dan wanita itu, terlebih untuk saya. Ya, lelaki dan wanita itu adalah Ibu dan Bapak saya. Malaikat hidup saya yang hingga detik ini tak pernah pudar cinta saya untuk mereka.
Kini, tepat ditanggal yang sama seperti 22 tahun yang lalu, 16 April, saya kembali memiliki moment yang tak terlupakan. Ketika tepat jam 12 malam saya mendengar suara dari kejauhan di ujung telpon berucap "SELAMAT ULANG TAHUN, SAYANG". Suara yang amat sangat saya rindukan. Suara yang selalu memberikan keteduhan dan ketenangan. Suara yang sudah sering terdengar bahkan ketika saya belum bisa bernafas bebas di dunia yang sebenarnya. Suara Ibu dan Bapak.
Tuhan, tak tergambarkan betapa bahagia saya telah melewati 22 tahun yang tidak mudah dengan mereka. Tak tergambarkan betapa bahagia saya berjalan sejauh ini dengan didampingi mereka. Tak tergambarkan betapa bahagia saya selalu diselipkan dalam setiap doa mereka. Tak tergambarkan bagaimana bahagia saya memiliki mereka. Tak terungkap bagaimana saya bersyukur masih diberi kesempatan hingga 22 tahun untuk bisa bersama mereka, merasakan pahit manis hidup bersama.
Tuhan, saya masih ingin merasakan 16 April yang ke 23, 24, 25 dan seterusnya bersama mereka. Saya masih ingin menikmati moment indah setiap tanggal 16 April bersama mereka.
Tuhan, terima kasih untuk semua yang indah dalam hidup saya.
Ahh, saya tak ingat lagi bagaimana moment itu terjadi. Saya bahkan tak tahu bagaimana moment itu terjadi. Yang saya tahu moment itu masih membekas dan berharga untuk lelaki dan wanita itu, terlebih untuk saya. Ya, lelaki dan wanita itu adalah Ibu dan Bapak saya. Malaikat hidup saya yang hingga detik ini tak pernah pudar cinta saya untuk mereka.
Kini, tepat ditanggal yang sama seperti 22 tahun yang lalu, 16 April, saya kembali memiliki moment yang tak terlupakan. Ketika tepat jam 12 malam saya mendengar suara dari kejauhan di ujung telpon berucap "SELAMAT ULANG TAHUN, SAYANG". Suara yang amat sangat saya rindukan. Suara yang selalu memberikan keteduhan dan ketenangan. Suara yang sudah sering terdengar bahkan ketika saya belum bisa bernafas bebas di dunia yang sebenarnya. Suara Ibu dan Bapak.
Tuhan, tak tergambarkan betapa bahagia saya telah melewati 22 tahun yang tidak mudah dengan mereka. Tak tergambarkan betapa bahagia saya berjalan sejauh ini dengan didampingi mereka. Tak tergambarkan betapa bahagia saya selalu diselipkan dalam setiap doa mereka. Tak tergambarkan bagaimana bahagia saya memiliki mereka. Tak terungkap bagaimana saya bersyukur masih diberi kesempatan hingga 22 tahun untuk bisa bersama mereka, merasakan pahit manis hidup bersama.
Tuhan, saya masih ingin merasakan 16 April yang ke 23, 24, 25 dan seterusnya bersama mereka. Saya masih ingin menikmati moment indah setiap tanggal 16 April bersama mereka.
Tuhan, terima kasih untuk semua yang indah dalam hidup saya.
Merci, Love!
Ngga ada kata yang lebih tepat untuk diucapkan selain terimakasih, thankyou, merci, xie xie, dll.
1. Ibu, terimakasih untuk puisinya. Walaupun yaah tau sendiri agak lemot dengan mengartikan sebuah puisi, tapi sangat sangat berterimakasih untuk puisi indah yang dikirim dari Bangka. Dan juga untuk kue ulang tahun yang bagus banget tapi sampe Jogja udah hancur banget. Hiks.
2. Bapak, terimakasih untuk doa dan ucapannya. Di tengah keterbatasan ruang dan jarak, bapak masih menyempatkan untuk mengucapkan selamat ulang tahun dan doa langsung.
3. Adek, terimakasih untuk ucapan dan ke'kurangkerjaan'nya ngedit foto alay jaman smp-sma. Dan semua ide yang sudah dituangkan di buku 'story of my life' saya. Hahahaha.
4. Paketan selama kuliah: Damel, Fika, Sisil (diurutin sesuai abjad nama panggilan). Terimakasih untuk sudah lupa ulang tahun saya tapi akhirnya bela belain bolos kuliah dan begadang bikin kue ulang tahun di tengah - tengah jadwal kuliah yang padat merayap. Hihihi.
5. Semua sahabat yang sudah ingat dan mengucapkan selamat ulang tahun, ngga bisa disebutkan satu persatu. Wahh terharu masih diingat walau umur sudah segini. Walau kita sudah sering ngga ketemu, sudah jarang komunikasi, sudah jarang haha-hihi bareng. Saya sungguh merindukan kalian.
6. Abang yang lebih baik tidak disebutkan namanya (yaa pasti juga udah tau). Terimakasih yaa masih mau ngucapin dan masih mau ingat. Sedih sih udah 5 tahun terakhir kemarin ulang tahun dirayain bareng tapi tahun ini ngga bisa lagi, bahkan ketemu aja ngga. Hiks, kangen.
Well, terimakasih terbesar untuk Allah SWT yang masih mengizinkan saya menikmati semua ini. Semuanya indah, semuanya penuh cinta. Terimakasih untuk semua cinta yang kalian berikan!
Minggu, 13 April 2014
Miracle In Cell No 7 - wujud cinta seorang ayah
Tadi malam saya baru saja menonton sebuah film drama Korea yang berjudul "Miracle In Cell No 7" pinjaman teman kampus saya. Dan saya harus jujur mengatakan bahwa film ini adalah salah satu film dengan skenario terbaik yang pernah saya tonton selama ini. Film yang benar - benar menguras emosi penonton. Yaa seperti tipe saya yang mellow dan kadang sedikit lebai melibatkan emosi, saya memang lebih menyukai film dengan genre drama romantis ketimbang menonton film action thriller yang penuh dengan kesadisan.
Film ini menceritakan tentang kisah ayah dan anak. Sang anak yang sudah tidak memiliki ibu lagi hanya hidup berdua dengan sang ayah yang memiliki gangguan kecerdasan mental. Suatu hari sang ayah dituduh melakukan penculikan dan pembunuhan anak dibawah umur dan terancam mendapat hukuman mati. Kehidupan pun berubah. Sang ayah yang lugu dan tidak tahu apa - apa hidup dibalik dinding penjara, dan sang anak diluar sana terus menunggu dan berupaya menemui ayahnya. Penantian ayah dan anak untuk berkumpul kembali tersebut ternyata tidak semanis cerita di film film lainnya. Karena dibawah tekanan dan ancaman banyak pihak terhadap sang anak, sang ayah dipaksa untuk mengakui pembunuhan tersebut dan menerima hukuman mati. Pengakuan palsu sang ayah membawa mereka ke perpisahan yang sebenarnya. Sang ayah dihukum mati, demi menyelamatkan jiwa sang anak.
Dari film itu saya bisa merasakan bagaimana tulusnya kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya. Saya bisa merasakan bagaimana cinta tanpa melihat kekurangan. Saya bisa melihat bagaimana cinta bisa membuat orang jahat menjadi baik, dan orang baik menjadi jahat. Saya bisa merasakan bagaimana mereka satu sama lain berusaha untuk selalu saling menguatkan. Saya bisa merasakan cinta abadi, cinta seorang anak terhadap orangtua dan sebaliknya.
Bukan hanya sisi manis dari cinta, saya melihat dan juga merasakan bagaimana kejamnya dunia terhadap cinta. Bagaimana ternyata ketidakadilan bisa memporak porandakan cinta. Bagaimana kebencian ternyata mampu menyerang cinta.
Saya merasakan emosi yang mendalam terhadap film itu, karena saya juga pernah merasakan. Tidak sama persis, karena saya masih jauh lebih beruntung dari anak tersebut. Ya, mungkin sangat jauh lebih beruntung. Dan sudah seharusnya bersyukur, yang sering dilupakan karena terlalu sering mengeluh. Merasa paling menyedihkan, merasa paling tersakiti, dan lupa bahwa diluar sana masih banyak yang tidak seberuntung saya, masih banyak yang mengalami hal yang lebih buruk dari yang saya alami.
Miracle In Cell No 7, mengajarkan bahwa selalu ada keajaiban mengiringi cinta yang tulus. Dan saya percaya hal itu ♥♥
^note: Recommended banget untuk ditonton bersama keluarga
Film ini menceritakan tentang kisah ayah dan anak. Sang anak yang sudah tidak memiliki ibu lagi hanya hidup berdua dengan sang ayah yang memiliki gangguan kecerdasan mental. Suatu hari sang ayah dituduh melakukan penculikan dan pembunuhan anak dibawah umur dan terancam mendapat hukuman mati. Kehidupan pun berubah. Sang ayah yang lugu dan tidak tahu apa - apa hidup dibalik dinding penjara, dan sang anak diluar sana terus menunggu dan berupaya menemui ayahnya. Penantian ayah dan anak untuk berkumpul kembali tersebut ternyata tidak semanis cerita di film film lainnya. Karena dibawah tekanan dan ancaman banyak pihak terhadap sang anak, sang ayah dipaksa untuk mengakui pembunuhan tersebut dan menerima hukuman mati. Pengakuan palsu sang ayah membawa mereka ke perpisahan yang sebenarnya. Sang ayah dihukum mati, demi menyelamatkan jiwa sang anak.
![]() |
| Bisa membayangkan adegan ini terjadi di kehidupan nyata anda? |
Bukan hanya sisi manis dari cinta, saya melihat dan juga merasakan bagaimana kejamnya dunia terhadap cinta. Bagaimana ternyata ketidakadilan bisa memporak porandakan cinta. Bagaimana kebencian ternyata mampu menyerang cinta.
Saya merasakan emosi yang mendalam terhadap film itu, karena saya juga pernah merasakan. Tidak sama persis, karena saya masih jauh lebih beruntung dari anak tersebut. Ya, mungkin sangat jauh lebih beruntung. Dan sudah seharusnya bersyukur, yang sering dilupakan karena terlalu sering mengeluh. Merasa paling menyedihkan, merasa paling tersakiti, dan lupa bahwa diluar sana masih banyak yang tidak seberuntung saya, masih banyak yang mengalami hal yang lebih buruk dari yang saya alami.
Miracle In Cell No 7, mengajarkan bahwa selalu ada keajaiban mengiringi cinta yang tulus. Dan saya percaya hal itu ♥♥
![]() |
| Deliver me to my father :'( |
^note: Recommended banget untuk ditonton bersama keluarga
Minggu, 30 Maret 2014
Ucapan Tak Terlihat..
Dari balik tembok tak terlihat yang kini membatasi kita
Dari raga yang tak sempat bertemu
Dari rindu yang tak pernah tersampaikan
Dari hati yang tak pernah melupakan
Dari bibir yang bergetar menutup rapat
Dari kesemuanya yang kini tak lagi mudah
Tak ada yang lain yang ingin kusampaikan, selain
'Selamat Ulang Tahun, Abang..
Semoga bahagia'
Entah, semua berakhir dengan "HAMPIR"
Entah, saya bingung ingin menulis apa. Entah, saya bingung sedang merasakan apa. Entah, saya bingung mendiskripsikan 'dunia' saya sekarang seperti apa. Entah, saya sungguh tidak mengerti.
Bahkan terkadang saya merasa bahwa saya bukanlah saya.
Kemarin saya terjatuh, lalu sesaat terdiam mengumpulkan kesadaran bahwa saya baru saja terjatuh. Setelah tersadar, sekuat tenaga saya berusaha untuk bangkit lagi. Menahan sakit yang dalam, menahan malu untuk hal konyol yang telah saya lakukan, menahan tangis yang hampir tumpah di sudut mata, saya berusaha bangkit tanpa pegangan yang jelas. Perlahan mencoba berdiri dengan penuh semangat, hampir bisa bangkit saya terjatuh lagi. Kali ini saya terdiam cukup lama. Sakit berkali kali lipat.
Memang, 'hampir' saja tidak cukup. "HAMPIR" bangkit. "HAMPIR" lulus. "HAMPIR" bisa. "HAMPIR" sampai. Semuanya tidak ada yang berhasil, karena diberikan embel embel 'HAMPIR".
Begitu juga yang terjadi dengan saya. Baru saja mengalami "HAMPIR" tersebut. Dan dilukiskan dengan indah tapi menyayat hati oleh lagu mellow satu ini.
Almost Is Never Enough
(Ariana Grande with Nathan Sykes)
I'd like to say we gave it a try
I'd like to blame it all on life
Maybe we just weren't right, but that's a lie, that's a lie
And we can deny it as much as we want
But in time our feelings will show
'Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows
Almost, almost is never enough
So close to being in love
If I would have known that you wanted me
The way I wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other's arms
And we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough
If I could change the world overnight
There'd be no such thing as goodbye
You'd be standing right where you were
And we'd get the chance we deserve
Try to deny it as much as you want
But in time our feelings will show
'Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows
Almost, almost is never enough
We were so close to being in love
If I would have known that you wanted me, the way I wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other's arms
Oh, oh baby, you know, you know, baby
Almost, baby, is never enough, baby
You know
I'd like to blame it all on life
Maybe we just weren't right, but that's a lie, that's a lie
And we can deny it as much as we want
But in time our feelings will show
'Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows
Almost, almost is never enough
So close to being in love
If I would have known that you wanted me
The way I wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other's arms
And we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough
If I could change the world overnight
There'd be no such thing as goodbye
You'd be standing right where you were
And we'd get the chance we deserve
Try to deny it as much as you want
But in time our feelings will show
'Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows
Almost, almost is never enough
We were so close to being in love
If I would have known that you wanted me, the way I wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each other's arms
Oh, oh baby, you know, you know, baby
Almost, baby, is never enough, baby
You know
Oh Tuhan, bolehkah saya bertanya kenapa harus ada kata "hampir" di dunia ini? Kenapa saat ini saya merasa amat perih mendengar kata "hampir" tersebut? Kirimkan saya berjuta kali lipat kekuatan dan ketenangan ketika nanti jika saya "hampir" berhasil, saya harus jatuh kembali.
Sabtu, 01 Maret 2014
Ini cerita tentang buku saya..
Saya telah menulis berlembar lembar cerita di sebuah buku. Buku yang awalnya saya tidak tahu setebal apa. Buku yang awalnya saya tidak tahu akan diisi dengan apa. Namun saat itu saya telah memilih buku tersebut untuk diisi cerita.
Mengalir, seperti air. Mungkin itulah yang awalnya ingin saya tulis. Saya ingin menulis cerita yang mengalir seperti air, tidak dipaksakan untuk indah. Karena menurut saya indah akan datang dengan sendirinya, hanya perlu menyertakan hati yang tulus.
Kenyataannya memang benar adanya, tanpa punya gambaran untuk menulis akhirnya saya bisa menulis. Sudah cukup panjang, sudah cukup tebal, sudah cukup banyak cerita yang terisi di buku tersebut. Cerita tentang tangisan, tawa, canda, ketakutan, kekecewaan, kepuasan. Ya seperti yang saya bilang tadi, mengalir saja.
Saya sudah menemukan jiwa saya di buku itu. Saya sudah semakin mendalami diri saya dari cerita cerita yang sudah tertulis. Saya sudah menemukan banyak arti yang selama ini belum dimengerti dari buku itu. Saya sudah mencicipi banyak keadaan selama menulis di buku itu. Entahlah, saya rasa jiwa saya hidup dalam buku itu.
Tapi, beberapa saat lalu saya kehilangan buku itu. Buku yang mungkin dilihat orang tak seberapa dibanding buku lain. Sedih, teramat sedih. Saya menghidupkan jiwa melalui buku tersebut. Saya sudah mulai menulis cerita tentang mimpi dan harapan. Saya bahkan sudah menulis cerita tentang usaha menggapai mimpi tersebut. Sudah setengah jalan, dan hilang.
Tak tersisa selembar kertas pun dari buku tersebut. Entah hilang, entah disembunyikan. Kadang saya merasa mengetahui keberadaannya, tapi tak satupun tanda yang bisa membawa saya ke tempat dimana saya bisa mendapatkan buku itu kembali.
Saya bertanya ke sekitar. Saya katakan saya ingin menulis lagi. Melanjutkan tulisan yang sudah terpotong itu. Tak satupun memberi jawaban. Hanya mengulurkan buku baru dan seolah memaksa aku menulis kembali dari awal dengan cerita yang berbeda di buku yang berbeda pula.
Bukan, bukan saya menolak. Sungguh saya ingin kembali menulis, menulis cerita yang mengalir seperti air lagi, menemukan jiwa kembali. Hanya saja saya belum siap. Saya tidak ingin memaksa. Memaksa menulis lagi cerita di buku baru.
Jiwa saya masih tertinggal di cerita lama, di buku lama. Saat saya memaksakan untuk menulis cerita yang berbeda di buku baru, tentu saja yang tertulis nanti hanya akan dibayangi cerita lama. Terlalu sulit membayangkan kembali cerita yang berbeda sama sekali dan menuangkannya dalam buku baru tersebut.
Banyak yang meyakini saya dengan menyuguhkan buku yang lebih bagus, yang lebih indah dilihat dari sampulnya. Tapi maaf, bukan bentuk fisik buku yang saya cari. Saya mencari kenyamanan jiwa saya, yang jujur harus saya akui masih tertinggal di buku lama.
Saya nyaman menulis di buku lama meskipun tak sebagus buku baru. Saya nyaman menulis di buku lama yang tak seberapa. Kenapa saya harus mencoba buku lain yang belum pasti memberikan saya kenyamanan seperti buku lama? Saya bukan orang yang menganut sistem 'coba-coba'.
Saya tidak meminta buku yang bagus untuk ditulis. Karena saya sadar saya juga bukan penulis yang baik. Banyak coretan yang hanya akan mengurangi keindahan di buku bagus tersebut.
Saya menginginkan buku saya kembali. Meneruskan cerita yang sudah terlanjur sangat panjang saya tulis kemarin. Mengakhiri cerita hingga lembar terakhir buku tersebut dengan tulisan dan cerita saya sendiri, bukan tulisan dan cerita orang lain.
Sungguh, saya belum siap jika diminta menulis cerita baru di buku baru.
Mengalir, seperti air. Mungkin itulah yang awalnya ingin saya tulis. Saya ingin menulis cerita yang mengalir seperti air, tidak dipaksakan untuk indah. Karena menurut saya indah akan datang dengan sendirinya, hanya perlu menyertakan hati yang tulus.
Kenyataannya memang benar adanya, tanpa punya gambaran untuk menulis akhirnya saya bisa menulis. Sudah cukup panjang, sudah cukup tebal, sudah cukup banyak cerita yang terisi di buku tersebut. Cerita tentang tangisan, tawa, canda, ketakutan, kekecewaan, kepuasan. Ya seperti yang saya bilang tadi, mengalir saja.
Saya sudah menemukan jiwa saya di buku itu. Saya sudah semakin mendalami diri saya dari cerita cerita yang sudah tertulis. Saya sudah menemukan banyak arti yang selama ini belum dimengerti dari buku itu. Saya sudah mencicipi banyak keadaan selama menulis di buku itu. Entahlah, saya rasa jiwa saya hidup dalam buku itu.
Tapi, beberapa saat lalu saya kehilangan buku itu. Buku yang mungkin dilihat orang tak seberapa dibanding buku lain. Sedih, teramat sedih. Saya menghidupkan jiwa melalui buku tersebut. Saya sudah mulai menulis cerita tentang mimpi dan harapan. Saya bahkan sudah menulis cerita tentang usaha menggapai mimpi tersebut. Sudah setengah jalan, dan hilang.
Tak tersisa selembar kertas pun dari buku tersebut. Entah hilang, entah disembunyikan. Kadang saya merasa mengetahui keberadaannya, tapi tak satupun tanda yang bisa membawa saya ke tempat dimana saya bisa mendapatkan buku itu kembali.
Saya bertanya ke sekitar. Saya katakan saya ingin menulis lagi. Melanjutkan tulisan yang sudah terpotong itu. Tak satupun memberi jawaban. Hanya mengulurkan buku baru dan seolah memaksa aku menulis kembali dari awal dengan cerita yang berbeda di buku yang berbeda pula.
Bukan, bukan saya menolak. Sungguh saya ingin kembali menulis, menulis cerita yang mengalir seperti air lagi, menemukan jiwa kembali. Hanya saja saya belum siap. Saya tidak ingin memaksa. Memaksa menulis lagi cerita di buku baru.
Jiwa saya masih tertinggal di cerita lama, di buku lama. Saat saya memaksakan untuk menulis cerita yang berbeda di buku baru, tentu saja yang tertulis nanti hanya akan dibayangi cerita lama. Terlalu sulit membayangkan kembali cerita yang berbeda sama sekali dan menuangkannya dalam buku baru tersebut.
Banyak yang meyakini saya dengan menyuguhkan buku yang lebih bagus, yang lebih indah dilihat dari sampulnya. Tapi maaf, bukan bentuk fisik buku yang saya cari. Saya mencari kenyamanan jiwa saya, yang jujur harus saya akui masih tertinggal di buku lama.
Saya nyaman menulis di buku lama meskipun tak sebagus buku baru. Saya nyaman menulis di buku lama yang tak seberapa. Kenapa saya harus mencoba buku lain yang belum pasti memberikan saya kenyamanan seperti buku lama? Saya bukan orang yang menganut sistem 'coba-coba'.
Saya tidak meminta buku yang bagus untuk ditulis. Karena saya sadar saya juga bukan penulis yang baik. Banyak coretan yang hanya akan mengurangi keindahan di buku bagus tersebut.
Saya menginginkan buku saya kembali. Meneruskan cerita yang sudah terlanjur sangat panjang saya tulis kemarin. Mengakhiri cerita hingga lembar terakhir buku tersebut dengan tulisan dan cerita saya sendiri, bukan tulisan dan cerita orang lain.
Sungguh, saya belum siap jika diminta menulis cerita baru di buku baru.
Selasa, 04 Februari 2014
Everything's change
Hampir 30 menit saya duduk manis di
depan laptop mencari berbagai sumber bacaan dari internet yang
loadingnya sudah mulai melambat karena quota pemakaian yang sudah hampir habis.
Saya mencari sumber bacaan yang membahas mengenai ibu Inggit Garnasih. Iya, Bu
Inggit mantan istri orang nomor satu di Indonesia ketika Indonesia merdeka dulu
yaitu Soekarno alias Bung Karno.
Kenapa saya penasaran dengan sosok
Bu Inggit? Tadi sore saya berbincang cukup lama dengan salah seorang sahabat
saya di tengah cafe anak muda yang lumayan booming di Jogjakarta dan diiringi
suara riuh titik hujan yang cukup deras yang sahut menyahut dengan suara petir
menggelegar. Perbincangan saya dan sahabat (sebut saja dia Rizki) dibuka dengan
sebuah kata tanya keramat saat Rizki datang: KENAPA?
Saat
itu saya hanya membalas pertanyaan Rizki dengan kalimat pertanyaan juga, yang
mungkin terdengar agak cengeng di mata orang – orang. “Apakah wanita dilarang
meminta perhatian lebih dari laki – laki yang menjadi pasangannya?”
Iya, mungkin bisa dibilang saya
memiliki permasalahan yang tidak tahu bisa dibilang masalah kecil atau besar
dengan pasangan. Ketika beban yang menumpuk sudah terasa semakin berat, yang
bisa kita lakukan salah satunya adalah berusaha membagi beban tersebut dengan
orang lain. Bukan, bukan bermaksud menambah beban orang lain. Hanya berupaya
membuat beban tersebut terasa sedikit lebih ringan. Dan itulah yang ingin saya
lakukan ketika saya memiliki partner yang bisa dipercaya yaitu pasangan saya,
terlebih dia sudah menemani hari saya cukup lama kurang lebih 5 tahun. Hal
apapun yang saya lakukan hampir bisa dipastikan semuanya saya share dengan dia.
Namun justru disitulah permasalahan timbul. Saat partner yang dipercaya
tersebut tidak mempunyai kesempatan dan waktu untuk saya berbagi, saya mulai
merasa kecewa. Mulai timbul dibenak saya pertanyaan ‘mengapa?’
Entahlah, tekanan dari beban yang
menumpuk ditambah dengan kelelahan membuat emosi kadang menjadi kurang stabil.
Saya marah, kecewa dan sedih. Otak saya kembali dipenuhi pertanyaan. Kenapa tidak
bisa? Kenapa begitu sulit? Bukankah selama ini semuanya berjalan dengan baik
baik saja? Lantas kenapa sekarang jadi begitu sulit?
Jawabannya
hanya satu: Everything’s change.
Saya
adalah orang yang mungkin tidak diingat lagi untuk sekedar disapa ‘hai, apa
kabar?’. Dan muncullah pertanyaan dari Rizki (sahabat saya tadi): Apa yang
membuat kamu memilih dia kemarin? Saya jawab: Karena dia adalah dia, bukan
orang lain. Mungkin itu salah satu kekeliruan saya, ketika saya berpikir dia
adalah dia, saya tidak pernah berpikir dia akan jadi orang lain. Dan ketika dia
yang saya rasa bukan lagi dia, saya merasa cukup berat. Tapi itu tadi,
everything’s change. Saya belum terlalu bijak menyikapi perubahan itu.
Sakit, sangat sakit. Pilu, sangat
pilu. Kecewa, sudah tidak terbendung. Bukan, bukan hanya kecewa dengan
perubahan saja. Kecewa karena saya ternyata tidak sekuat itu menghadapi
perubahan. Banyak perubahan yang terjadi selama hidup, tapi entahlah mungkin
saya belum banyak belajar. Saya menangis
sejadinya, saya menjerit sejadinya, tapi tak keluar semuanya. Tertahan di hati.
Saya disuruh belajar. Iya, Rizki
bilang saya harus banyak belajar. Salah satunya dari Bu Inggit. Hubungannya
apa? Jauh, jauh sekali hubungan saya dan Bu Inggit. Saya bukan siapa – siapa,
dan Bu Inggit adalah salah satu sosok wanita hebat (selain Ibu saya) dalam
kisah hidupnya yang ternyata jauh lebih pilu dari saya. Saya merasa amat sakit
saat tidak lagi bisa bersama berjuang mewujudkan apa yang saya bahkan kami
impikan. Hampir di ujung jalan menuju mimpi ketika semuanya harus berhenti tiba
– tiba. Namun ternyata (mungkin) tidak sesakit yang diterima Bu Inggit ketika
harus ditinggalkan Bung Karno. Tidak sesakit Bu Inggit yang harus menerima
kenyataan bahwa seseorang yang telah dibela mati matian, ditemani berjuang,
dikasihi sepenuh hati atas nama cinta meninggalkan beliau demi wanita lain
dengan alasan ‘ingin punya keturunan’.
Sesaat mungkin saya akan berpikir
dunia berhenti berputar jika saya adalah orang yang sama dengan Bu Inggit. Tapi itulah bedanya saya dengan beliau. Beliau saya akui mempunyai hati yang sungguh besar untuk mundur ke belakang meskipun dengan hati yang mungkin retak beribu keping. Dan saya harus belajar. Entah bagaimana caranya saya harus belajar, itu yang diinginkan banyak orang di sekililing saya.
Kembali
ke percakapan saya dengan Rizki, dia bilang tidak selamanya saya harus selalu
mengikuti hati. Iya, mungkin hati terlalu banyak menciptakan hal yang tidak
rasional. Saya bingung. Saya berpikir, sangat keras. Yang mana yang harus saya
ikuti? Hati atau pikiran? Entahlah, yang pasti semua nanti akan berubah lagi.
Iya, everything will be change (again). Dan maafkan saya alam, saya harus
menguraikan airmata lagi untuk mengakui hal ini.
Jumat, 24 Januari 2014
Fakta Wanita #2
Kalau ada pepatah yang bilang 'wanita itu makhluk yang sulit dimengerti' pasti yang bikin pepatah itu seorang lelaki 'ngga peka'. Karena lelaki yang 'peka' akan bikin pepatah kayak gini 'karena wanita ingin dimengerti'.
Well, ngga tau pepatah mana yang benar tapi kenyataannya memang yang banyak terjadi ya kondisi seperti itu. Disaat wanita ingin dimengerti, lelakinya ngga ngerti ngerti dan akhirnya ngeluhlah si lelaki kalau wanita itu sulit dimengerti. Artinyaa makin kesini makin sulit juga ditemukan lelaki yang peka.
Peka itu gimana? Pernah liat iklan IM3 yang baru baru ini keluar? Si lelaki alay yang selalu update status dengan foto 'kode'an nya buat wanita pujaan hati. Mulai dari jus, sate, bakso dll. Hasilnya ternyata si wanita ngga peka ngirain itu update status karena pengennya makan ini itu -,-
Salah seorang sahabat cowo saya pernah ngomong gini "Saat kamu pengen nasgor dan udah ngasih kode pengen minta beliin tapi si doi ngga ngerti juga, itu ngga peka. Kalau si doi peka, saat kamu bilang laper aja biasanya langsung refleks nyariin makan atau nemenin makan". Itu temen cowo saya loh yang ngomong. Intinya mungkin mereka ngerti teori, tapi ngga begitu paham buat praktekin.
Dibalik itu semua, yang ngga kalah penting adalah sifat wanita yang selalu main 'kode'. Dari beberapa pengamatan kecil kecilan wanita itu ngga pernah ngomong langsung keinginan mereka saat itu apa. Alasannya, takut ngerepotin, takut kecewa kalau ternyata keinginannya ngga bisa dikabulkan, gengsi, malu malu kucing, bla bla bla bla. Yah gitu lah wanita, pertimbangannya banyak. Imajinasi pikirannya jauh, saking jauhnya mungkin sampai bikin si lelaki itu jadi males mikir dan pilih jalan pintas. Kalau ngga ribet mikir bukan wanita kelesss.
Garis besarnya aja nih ya, 'kode' itu hanya salah satu cara bagaimana wanita ingin tahu sedalam apa si lelaki mengerti dan kenal mereka. Busetttt agak dramatisir hehehe. Ngga munafik lah ya, mau laki atau bini kalau ada orang yang mengerti kamu dan keinginan tanpa kamu kasih tau apa pasti seneng kaan?
Bukaaan, bukan berarti harus jadi dukun atau mentalist biar bisa baca pikiran buat jadi orang yang peka. Cukup lebih memperhatikan hal hal kecil yang biasanya suka dianggap sepele.
Happy itu sederhana kok. Bikin quality time untuk sekedar ngobrol dan ngga ngebahas hal yang ngga disukai itu udah happy. Pulang ke rumah atau kosan liat doi udah nunggu di depan rumah itu udah happy. Setiap sms langsung dibales itu udah happy.
'Karena Siapapun Ingin Dimengerti. Lantas Siapa Yang Akan Memulai Untuk Belajar Mengerti?' Ask yourself :))
Well, ngga tau pepatah mana yang benar tapi kenyataannya memang yang banyak terjadi ya kondisi seperti itu. Disaat wanita ingin dimengerti, lelakinya ngga ngerti ngerti dan akhirnya ngeluhlah si lelaki kalau wanita itu sulit dimengerti. Artinyaa makin kesini makin sulit juga ditemukan lelaki yang peka.
Peka itu gimana? Pernah liat iklan IM3 yang baru baru ini keluar? Si lelaki alay yang selalu update status dengan foto 'kode'an nya buat wanita pujaan hati. Mulai dari jus, sate, bakso dll. Hasilnya ternyata si wanita ngga peka ngirain itu update status karena pengennya makan ini itu -,-
Salah seorang sahabat cowo saya pernah ngomong gini "Saat kamu pengen nasgor dan udah ngasih kode pengen minta beliin tapi si doi ngga ngerti juga, itu ngga peka. Kalau si doi peka, saat kamu bilang laper aja biasanya langsung refleks nyariin makan atau nemenin makan". Itu temen cowo saya loh yang ngomong. Intinya mungkin mereka ngerti teori, tapi ngga begitu paham buat praktekin.
Dibalik itu semua, yang ngga kalah penting adalah sifat wanita yang selalu main 'kode'. Dari beberapa pengamatan kecil kecilan wanita itu ngga pernah ngomong langsung keinginan mereka saat itu apa. Alasannya, takut ngerepotin, takut kecewa kalau ternyata keinginannya ngga bisa dikabulkan, gengsi, malu malu kucing, bla bla bla bla. Yah gitu lah wanita, pertimbangannya banyak. Imajinasi pikirannya jauh, saking jauhnya mungkin sampai bikin si lelaki itu jadi males mikir dan pilih jalan pintas. Kalau ngga ribet mikir bukan wanita kelesss.
Garis besarnya aja nih ya, 'kode' itu hanya salah satu cara bagaimana wanita ingin tahu sedalam apa si lelaki mengerti dan kenal mereka. Busetttt agak dramatisir hehehe. Ngga munafik lah ya, mau laki atau bini kalau ada orang yang mengerti kamu dan keinginan tanpa kamu kasih tau apa pasti seneng kaan?
Bukaaan, bukan berarti harus jadi dukun atau mentalist biar bisa baca pikiran buat jadi orang yang peka. Cukup lebih memperhatikan hal hal kecil yang biasanya suka dianggap sepele.
Happy itu sederhana kok. Bikin quality time untuk sekedar ngobrol dan ngga ngebahas hal yang ngga disukai itu udah happy. Pulang ke rumah atau kosan liat doi udah nunggu di depan rumah itu udah happy. Setiap sms langsung dibales itu udah happy.
'Karena Siapapun Ingin Dimengerti. Lantas Siapa Yang Akan Memulai Untuk Belajar Mengerti?' Ask yourself :))
Tak Lagi Sama - NOAH
Cerita ini tak lagi samaMeski hatimu selalu di siniMengertilah bahwa ku tak berubahLihat aku dari sisi yang lain
Bersandar padaku, rasakan hatikuBersandar padaku
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukkuKau melengkapiku, kau sempurnakan aku
Waktu yang telah kita laluiBuatmu jadi lebih berartiLuluhkan kerasnya dinding hatiEngkaulah satu yang aku cari
Bersandar padaku, rasakan hatikuBersandar padaku ooh
Dan diriku bukanlah aku tanpa kamu tuk memelukkuKau melengkapiku, kau sempurnakan akuDan diriku bukanlah aku tanpa kamu menemanikuKau menenangkanku, kau melegakan aku
NB: Lagu iniii, bikin aku jatuh cinta dari pertama kali denger. Mungkin liriknya ngga se'wah' lirik lirik lagu romantis lainnya. Tapi kalau saat pertama denger dan liriknya ngena dengan suasana hati saat itu, saya yakin lagu romantis lainnya lewat. Meltiiiiiiing huaaaa :'(((
NB: Lagu iniii, bikin aku jatuh cinta dari pertama kali denger. Mungkin liriknya ngga se'wah' lirik lirik lagu romantis lainnya. Tapi kalau saat pertama denger dan liriknya ngena dengan suasana hati saat itu, saya yakin lagu romantis lainnya lewat. Meltiiiiiiing huaaaa :'(((
Jumat, 03 Januari 2014
Fakta Wanita #1
Wanita itu kalau ngga mellow berarti bukan wanita pada umumnya. Wanita itu kalau ngga suka diromantisin berarti juga bukan wanita pada umumnya. Walaupuuun sebenarnya ngga ada kondisi yang bisa membuat mellow, atau ngga ada yang meromantiskan, kadang wanita itu suka mengkondisikan sendiri. Hal paling simpel adalah saat wanita denger lagu yang musiknya 'agak mendayu - dayu'. Imajinasinya langsung bermain bebas, peresapan makna dari tiap liriknya daleeem banget, singkat cerita sih bisa kena sindrom 'galau mendadak'.
Dari pengamatan ke beberapa temen nih (khususnya yang mengaku dirinya wanita), ada salah satu lagu romantis yang setiap diputerin langsung bikin sindrom galau mendadaknya tadi kumat lagi. Bener atau ngga, percaya atau ngga, yang penting pahami aja dulu liriknya kali yaa. Monggo..
Marry Your Daughter - Brian McKnight
Sir, I'm a bit nervous
About being here today
Still not real sure what I'm going to say
So bare with me please
If I take up too much of your time.
See in this box is a ring for your oldest.
She's my everything and all that I know is
It would be such a relief if I knew that we were on the same side
Cause very soon I'm hoping that I...
Can marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'til the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
When she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter
She's been here every step
Since the day that we met
(I'm scared to death to think of what would happen if she ever left)
So don't you ever worry about me ever treating her bad
I've got most of my vows done so far
(So bring on the better or worse)
And 'til death do us part
There's no doubt in my mind
It's time
I'm ready to start
I swear to you with all of my heart...
I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'til the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter
The first time I saw her
I swear I knew that I'd say I do
I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter
Dari pengamatan ke beberapa temen nih (khususnya yang mengaku dirinya wanita), ada salah satu lagu romantis yang setiap diputerin langsung bikin sindrom galau mendadaknya tadi kumat lagi. Bener atau ngga, percaya atau ngga, yang penting pahami aja dulu liriknya kali yaa. Monggo..
Marry Your Daughter - Brian McKnight
Sir, I'm a bit nervous
About being here today
Still not real sure what I'm going to say
So bare with me please
If I take up too much of your time.
See in this box is a ring for your oldest.
She's my everything and all that I know is
It would be such a relief if I knew that we were on the same side
Cause very soon I'm hoping that I...
Can marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'til the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
When she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter
She's been here every step
Since the day that we met
(I'm scared to death to think of what would happen if she ever left)
So don't you ever worry about me ever treating her bad
I've got most of my vows done so far
(So bring on the better or worse)
And 'til death do us part
There's no doubt in my mind
It's time
I'm ready to start
I swear to you with all of my heart...
I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'til the day that I die, yeah
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter
The first time I saw her
I swear I knew that I'd say I do
I'm gonna marry your daughter
And make her my wife
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life
And give her the best of me 'till the day that I die
I'm gonna marry your princess
And make her my queen
She'll be the most beautiful bride that I've ever seen
I can't wait to smile
As she walks down the aisle
On the arm of her father
On the day that I marry your daughter
Langganan:
Komentar (Atom)













.jpg)


